Upacara Ngobong Cah Angon

Dikisahkan bahwa pada jaman dahulu Dusun Pranji
merupakan dusun miskin karena penduduknya yang malas bertani. Meskipun telah
memiliki sawah, namun karena kondisinya yang berada di pesisir pantai
menyebabkan lahan tersebut susah ditanami sehingga penduduk Dusun Pranji
menjadi enggan bertani di lahan sawah tersebut. Hingga akhirnya datanglah
seseorang dari wilayah Timur yakni Dipamanggala yang merasa prihatin dengan
kondisi Dusun Pranji. Melihat kemiskinan yang dialami oleh dusun tersebut,
Dipamanggala berinisiatif untuk mengajari penduduk Pranji untuk menanam rumput
dan beternak sapi. Sejak saat itulah penduduk Pranji memiliki mata pencarian
tetap sebagai peternak sapi dan kambing disebut sebagai Cah Angon. Hingga saat
ini, Perayaan Cah Angon Rutin diselenggarakan setiap tahun karena alasan keselematan.
Masyarakat Desa Entak percaya rangkaian kegiatan Cah Angon memberikan kesejahteraan
dan keselamatan untuk hasil panen mereka.

Setelah
itu acara dilanjutkan dengan selamatan Enthak-Enthik. Enthak-Enthik merupakan
tradisi turun temurun yang selalu dilaksanakan Cah Angon tepat pada bulan
Maulud. Setelah acara Selamatan Enthak-Enthik acara selanjutnya adalah Doa
Ritual mengelilingi Tumpeng Kuwat. Doa tersebut akan dibacakan oleh sesepuh
yang dituakan dengan tujuan agar Cah Angon dan sapinya diberi keselamatan dan kesehatan
serta masyarakat Desa Entak diberi kesejahteraan. Ngobong Gubug Cah Angon adalah
prosesi membakar gubug tempat Cah Angon sebagai tradisi memperingati momen Cah
Angon di Desa Entak sekaligus dipercaya untuk menghilangkan bencana. Acara ini
biasanya diawali dengan prosesi Kirab Sapi ke pantai sebelah selatan Jalan Lingkar
Selatan Diponegoro. Sapi adalah pusaka bagi Cah Angon, sebagai wujud hormat dan
bangga masyarakat kepada sapi maka sapi ikut dalam kirab. Kirab ini diiringi
dengan suara Menthen dan melalui rute
yang konon katanya tidak pernah berubah setiap tahunnya karena alasan sejarah.
Kirab ini akan dipimpin oleh Si Pembawa Menthen.
Masyarakat percaya bahwa Menthen ini
mempunyai kekuatan yang sakti untuk melindungi dan menjaga barisan kirab dari
gangguan makhluk ghaib. Barisan Kirab terdiri atas Si Pembawa Menthen, Pembawa Renthok, Pembawa
Tumpeng Kuwat, Rombongan Kuda Ebleg atau Kuda Kepang, Rombongan Sapi, dan
Rombongan Ketoprak.
Setelah doa dibacakan
maka Menthen akan dibunyikan kembali sebagai
tanda Tumpeng Kuwat akan dipotong dan gubug tempat Cah Angon akan segera dibakar
dengan diiringi alunan nyanyian Ilir-Ilir
yang menandakan dimulainya puncak acara Ngobong
Gubug Cah Angon. Dengan penuh rasa bahagia dan semangat luar biasa, Cah Angon
merobohkan gubug hingga roboh.
Setelah
gubug habis terbakar, acara akan dilanjutkan dengan lomba menek blimbing
undaran atau lomba panjat pinang. Kegiatan ini dipilih
karena dianggap masyarakat sesuai dengan isi lirik dari lagu Ilir-Ilir. Selain
itu, makna panjat pinang bagi Cah Angon adalah bahwa manusia tidak bisa hidup
sendiri. Sikap gotong royong, kerukunan, dan berbagi merupakan kunci dan
kekuatan dalam mencapai puncak kehidupan.
Rangkaian acara dalam Ngobong Gubug Cah Angon merupakan tradisi-tradisi yang diwariskan secara turun temurun yang
masyarakat sendiri tidak tahu pasti siapa yang menciptakannya. Meskipun
demikian, masyarakat senantiasa melestarikan dan menikmati acara setiap
tahunnya. Kegiatan yang ditambahkan juga bagian dari kesepakatan masyarakat yang
bertujuan untuk menghibur dan mempererat tali silaturahmi masyarakat Desa Entak.
Selamatan memiliki tujuan untuk meminta keselamatan dan perlindungan. Dalam Tumpeng Kuwat akan diletakan satu telur rebus yang mewakili
seluruh warga Desa Entak. Hal ini merefleksikan dahulunya kegiatan angon hewan dilakukan dengan berbekal telur bebek untuk setidaknya mengisi energi. Sedangkan warga lainnya membawa bekal telur bebek
rebus sendiri-sendiri. Masyarakat percaya ketika acara selamatan ini sudah selesai,
masyarakat harus menucuci tangan, kaki, dan muka di pantai sebagai simbol membuang
rasa lelah dan kesialan agar esok hari menjalani kehidupan yang lebih baik.
Keberadaan upacara
ngobong cah angon cukup penting bagi masyarakat desa Entak khususnya. Secara
umum hal ini dilakukan demi mendapatkan perlindungan, keselamatan, dan
kesejahteraan baik lahir maupun batin dari Tuhan. Selain itu hal ini juga
sebagai bentuk rasa hormat kepada para leluhur. Gelaran acara Cah Angon tetap
dijaga dan dilestarikan untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat, serta
agar para generasi muda ikut peduli pada budaya yang secara turun temurun telah
diwariskan warga desa Entak.
Pelaksanaan upacara ngobong cah angon yang dilakukan dipinggiran pantai tidak hanya
dapat dijadikan sebagai wisata budaya akan tetapi dapat dijadikan tempat
rekreasi untuk menyaksikan berbagai kesenian tradisional seperti kuda lumping,
ketoprak, dan panjat pinang. Dengan selalu diselenggarakannya Ngobong Cah Angon
akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berbondong-bondong datang ke desa
Entak. Banyaknya pengunjung dan wisatawan dapat dimanfaatkan untuk mendorong
peningkatan ekonomi masyarakat Desa Entak dengan berdagang makanan atau minuman
dan menyediakan jasa parkir.
Pantai Pranji Tempat berlangsungnya Acara
Ngobong Cah Angon
Comments
Post a Comment