Upacara Ngobong Cah Angon


Cah Angon merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Desa Entak, Kebumen khususnya berada di Dusun Pranji. Kebudayaan Cah Angon sendiri rutin dilaksanakan sejak jaman dahulu hingga saat ini setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau bulan Maulud guna memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Cah Angon sendiri berasal dari kata “Bocah Angon” yang memiliki arti Anak Gembala secara harafiah. Sejarah kebudayaan Cah Angon sendiri di Dusun Pranji berasal dari Dipamanggala yang merupakan seorang tokoh penting di dusun tersebut yang selalu memberikan nasihat bagi penduduk dusun.
Dikisahkan bahwa pada jaman dahulu Dusun Pranji merupakan dusun miskin karena penduduknya yang malas bertani. Meskipun telah memiliki sawah, namun karena kondisinya yang berada di pesisir pantai menyebabkan lahan tersebut susah ditanami sehingga penduduk Dusun Pranji menjadi enggan bertani di lahan sawah tersebut. Hingga akhirnya datanglah seseorang dari wilayah Timur yakni Dipamanggala yang merasa prihatin dengan kondisi Dusun Pranji. Melihat kemiskinan yang dialami oleh dusun tersebut, Dipamanggala berinisiatif untuk mengajari penduduk Pranji untuk menanam rumput dan beternak sapi. Sejak saat itulah penduduk Pranji memiliki mata pencarian tetap sebagai peternak sapi dan kambing disebut sebagai Cah Angon. Hingga saat ini, Perayaan Cah Angon Rutin diselenggarakan setiap tahun karena alasan keselematan. Masyarakat Desa Entak percaya rangkaian kegiatan Cah Angon memberikan kesejahteraan dan keselamatan untuk hasil panen mereka.
Adapun rangkaian acara yang diselenggarakan dimulai dengan arak-arakan sesajian dan kebutuhan bagi upacara Ngobong Cah Angon ke gubug yang telah disediakan bagi masyarakat melakukan Ngiub di tepi pantai. Ngiub dalam Bahasa Indonesia artinya berteduh. Kegiatan ini dilakukan untuk merefleksikan kegiatan Cah Angon dalam menggembala sapi pasti berteduh di gubug. Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan kesenian-kesenian masyarakat Desa Entak seperti Kuda Kepang yang selalu ada dalam setiap perayaan Cah angon untuk memberi hiburan kepada masyarakat dan para pengunjung.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan selamatan Enthak-Enthik. Enthak-Enthik merupakan tradisi turun temurun yang selalu dilaksanakan Cah Angon tepat pada bulan Maulud. Setelah acara Selamatan Enthak-Enthik acara selanjutnya adalah Doa Ritual mengelilingi Tumpeng Kuwat. Doa tersebut akan dibacakan oleh sesepuh yang dituakan dengan tujuan agar Cah Angon dan sapinya diberi keselamatan dan kesehatan serta masyarakat Desa Entak diberi kesejahteraan. Ngobong Gubug Cah Angon adalah prosesi membakar gubug tempat Cah Angon sebagai tradisi memperingati momen Cah Angon di Desa Entak sekaligus dipercaya untuk menghilangkan bencana. Acara ini biasanya diawali dengan prosesi Kirab Sapi ke pantai sebelah selatan Jalan Lingkar Selatan Diponegoro. Sapi adalah pusaka bagi Cah Angon, sebagai wujud hormat dan bangga masyarakat kepada sapi maka sapi ikut dalam kirab. Kirab ini diiringi dengan suara Menthen dan melalui rute yang konon katanya tidak pernah berubah setiap tahunnya karena alasan sejarah. Kirab ini akan dipimpin oleh Si Pembawa Menthen. Masyarakat percaya bahwa Menthen ini mempunyai kekuatan yang sakti untuk melindungi dan menjaga barisan kirab dari gangguan makhluk ghaib. Barisan Kirab terdiri atas Si Pembawa Menthen, Pembawa Renthok, Pembawa Tumpeng Kuwat, Rombongan Kuda Ebleg atau Kuda Kepang, Rombongan Sapi, dan Rombongan Ketoprak.
Setelah doa dibacakan maka Menthen akan dibunyikan kembali sebagai tanda Tumpeng Kuwat akan dipotong dan gubug tempat Cah Angon akan segera dibakar dengan diiringi alunan nyanyian Ilir-Ilir yang menandakan dimulainya puncak acara Ngobong Gubug Cah Angon. Dengan penuh rasa bahagia dan semangat luar biasa, Cah Angon merobohkan gubug hingga roboh. 

Setelah gubug habis terbakar, acara akan dilanjutkan dengan lomba menek blimbing undaran atau lomba panjat pinang. Kegiatan ini dipilih karena dianggap masyarakat sesuai dengan isi lirik dari lagu Ilir-Ilir. Selain itu, makna panjat pinang bagi Cah Angon adalah bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Sikap gotong royong, kerukunan, dan berbagi merupakan kunci dan kekuatan dalam mencapai puncak kehidupan.

Rangkaian acara dalam Ngobong Gubug Cah Angon merupakan tradisi-tradisi yang diwariskan secara turun temurun yang masyarakat sendiri tidak tahu pasti siapa yang menciptakannya. Meskipun demikian, masyarakat senantiasa melestarikan dan menikmati acara setiap tahunnya. Kegiatan yang ditambahkan juga bagian dari kesepakatan masyarakat yang bertujuan untuk menghibur dan mempererat tali silaturahmi masyarakat Desa Entak.
Selamatan memiliki tujuan untuk meminta keselamatan dan perlindungan. Dalam Tumpeng Kuwat akan diletakan satu telur rebus yang mewakili seluruh warga Desa Entak. Hal ini merefleksikan dahulunya kegiatan angon hewan dilakukan dengan berbekal telur bebek untuk setidaknya mengisi energi. Sedangkan warga lainnya membawa bekal telur bebek rebus sendiri-sendiri. Masyarakat percaya ketika acara selamatan ini sudah selesai, masyarakat harus menucuci tangan, kaki, dan muka di pantai sebagai simbol membuang rasa lelah dan kesialan agar esok hari menjalani kehidupan yang lebih baik.
Keberadaan upacara ngobong cah angon cukup penting bagi masyarakat desa Entak khususnya. Secara umum hal ini dilakukan demi mendapatkan perlindungan, keselamatan, dan kesejahteraan baik lahir maupun batin dari Tuhan. Selain itu hal ini juga sebagai bentuk rasa hormat kepada para leluhur. Gelaran acara Cah Angon tetap dijaga dan dilestarikan untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat, serta agar para generasi muda ikut peduli pada budaya yang secara turun temurun telah diwariskan warga desa Entak.
Pelaksanaan upacara ngobong cah angon yang dilakukan dipinggiran pantai tidak hanya dapat dijadikan sebagai wisata budaya akan tetapi dapat dijadikan tempat rekreasi untuk menyaksikan berbagai kesenian tradisional seperti kuda lumping, ketoprak, dan panjat pinang. Dengan selalu diselenggarakannya Ngobong Cah Angon akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berbondong-bondong datang ke desa Entak. Banyaknya pengunjung dan wisatawan dapat dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Desa Entak dengan berdagang makanan atau minuman dan menyediakan jasa parkir.

Pantai Pranji Tempat berlangsungnya Acara 
Ngobong Cah Angon

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah dan Asal Muasal Desa "Entak"

Sejarah Makam dan Wisata Religi Desa Entak